Tidak ada investor berminat
Gambar dan Foto Pesawat Terbang
Pemerintah mengakui, hingga saat ini proyek perkeretaapian nasional tak diminati investor karena belum jelas regulasi di sektor ini. "Banyak proyek-proyek perkeretaapian nasional tak jelas nasibnya. Investor swasta sulit masuk karena regulasinya belum jelas dan cenderung tidak kondusif," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan menjawab pers di Bandar Lampung, Rabu (13/1). Sebelumnya di Stasiun Tanjung Karang, Menteri Perhubungan Freddy Numberi meresmikan pengoperasian Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) "Seminung" yang melayani lintas Tanjung Karang - Kotabumi sejauh 80 km.
Tundjung mengakui, meski di sektor perkeretaapian sudah ada UU No 23/2007 tentang Perkeretaapian yang baru, tetapi masih ada hambatan regulasi lainnya seperti Peraturan Presiden 67/2005. Perpres 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, kata Tundjung, ternyata prakteknya justru berbelit karena dipersyaratkan dalam tender harus diikuti minimal tiga peserta. "Contoh konkrit korban Perpres 67/2005 ini adalah KA Bandara Soekarno-Hatta yang berlarut sampai sekarang," katanya.
Karena itu, tegasnya, salah satu hasil pertemuan nasional akhir tahun lalu, telah disepakati untuk merevisi Perpres 67/2005. "Inti revisinya tender bisa terus berlanjut, meski hanya satu peserta tetapi harus tetap dievaluasi oleh konsultan independen. Nantinya proyek itu berkategori `unsolicited` (tidak dipesan, tidak dianggarkan)," katanya. Tundjung juga memastikan program revisi tersebut termasuk dalam program 100 hari sektor perkeretaapian.
Sementara itu, menyinggung program perkeretaapain di 2010, Tundjung menyatakan, dengan total anggaran Rp3,7 triliun, pihaknya akan meneruskan sejumlah program prioritas. "Program prioritasnya mulai dari revitalisasi perkeretaapian, pengadaan sarana/prasarana, pembangunan jalur ganda di pulau Jawa, aktivasi jalur mati di sejumlah titik di Jawa," katanya. Tundjung menyebutkan, jalur baru yang hendak dibuka seperti Sukabumi-Bogor-Cianjur, Wonogiri-Solo dan Kalisat-Bondowoso. "Khusus untuk Jabotabek, atas usul KRLMania akan memetakan perlintasan sebidang yang liar," katanya.
KA Supercepat
Menyinggung rencana KA Supercepat Jakarta Cirebon yang digagas oleh sejumlah investor asing dan akan diselesaikan dalam dua tahun, Tundjung mengaku, belum tahu rinci. "Saya baru dengar dan baca berita. Kalau benar, itu proyek fantastis," katanya. Tundjung menjamin, pihaknya siap memfasilitasi, mulai dari perizinan, data hingga pembebasan lahan. Yang jelas, tambahnya, UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian, inisiatif proyek perkeretaapian bisa oleh swasta murni.
gatra.com
8 tahun yang lalu